Halaqoh
24: Menyandarkan Nikmat Kepada Allah
Ust.
Abdullah Roy,MA
بِسْمِ اللهِ
الرَّحْمنِ الرَّحِيمِِ
Termasuk
keyakinan yang harus diyakini dan diingat oleh setiap muslim bahwa kenikmatan
dengan segala jenisnya adalah dari Allah.
Allah ta'ala berfirman:
ﻭَﻣَﺎ ﺑِﻜُﻢْ
ﻣِﻦْ ﻧِﻌْﻤَﺔٍ
ﻓَﻤِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪِ
"Kenikmatan
apa saja yang kalian dapatkan maka asalnya dari Allah" (QS. An Nahl: 53).
Dan
termasuk SYIRIK KECIL apabila seseorang mendapatkan sebuah kenikmatan dari
Allah kemudian menyandarkan kenikmatan tersebut kepada selain Allah. seperti
mengatakan:
Kalau
pilot tidak mahir niscaya kita sudah celaka, kalau tidak ada angsa tersebut
niscaya uang kita sudah dicuri
kalau
bukan karena dokter tersebut niscaya saya tidak sembuh. Ini
semua adalah menyandarkan kenikmatan kepada sebab.
Allah
berfirman:
ﻳَﻌْﺮِﻓُﻮﻥَ ﻧِﻌْﻤَﺔَ
ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺛُﻢَّ
ﻳُﻨْﻜِﺮُﻭﻧَﻬَﺎ
"Mereka
mengenal nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya"
(QS. An Nahl: 83)
Seharusnya
dia sandarkan kenikmatan tersebut kepada Allah, Dzat yang menciptakan sebab,
seperti dengan mengatakan:
Kalau
bukan karena Allah niscaya kita sudah celaka, kalau bukan karena Allah niscaya
uang kita sudah hilang, kalau bukan karena Allah niscaya saya tidak sembuh.
Karena
Allah lah yang memberikan nikmat keselamatan, nikmat keamanan, nikmat
kesembuhan.
Makhluk
hanyalah sebagai alat sampainya kenikmatan tersebut kepada kita.
Kalau
Allah menghendaki, niscaya Allah tidak akan menggerakkan mahluk-mahluk tersebut
untuk menolong kita.
Ini
semua bukan berarti seorang muslim tidak boleh berterimakasih
kepada orang lain.
Seorang
muslim diperintah untuk mengucapkan syukur dan terimakasih kepada seseorang
yang berbuat baik kepadanya karena mereka menjadi sebab kenikmatan ini.
Bahkan
diperintah untuk membalas kebaikan tersebut dengan kebaikan, atau dengan doa
yang baik.
Namun
pujian dan penyandaran kenikmatan tetap hanya kepada Allah semata.
0 comments:
Post a Comment