Halaqoh 31 : Berlebihan di Dalam Makan

Halaqoh 31 : Berlebihan di Dalam Makan
Ust. Tauhiddin Ali Rusdi Sahal, Lc

✏Beliau berkata "adalah nabi dan para sahabatnya sering kali merasakan lapar, hal itu terjadi meskipun karena tidak ada makanan pada mereka namun hal itu tidak terjadi karena Allah tidaklah menghendaki kepada Rasulnya, para sahabatnya kecuali karena keadaan yang paling sempurna dan yang paling utama yang dikehendaki atas Rasulnya"

✏Oleh karena nya Ibnu Umar Ra yang terkenal sangat ingin meneladani Nabi, meniru dalam hal ini meskipun Ibnu Umar memiliki kemampuan dalam hal makanan, demikian pula orang sebelumnya yang telah meneladani Nabi dalam hal ini yaitu bapaknya Ibnu Umar (Umar bin Khattab) beliau juga mencontoh dan meneladani yaitu sering lapar.

✏Bahkan dalam Riwayat dalam sebuah peperangan Rasulullah pernah didatangi oleh seseorang yang merasakan lapar "ya Rasulullah kami ini lapar"
Maka diperlihatkan perut Rasulullah yang sedang diganjal dengan batu, mereka tidak lagi menuntut kepada Rasulullah akan makanan agar terhenti dari kelaparan mereka, justru mereka menangis karena melihat Rasulullah manusia yang paling mulia, yang paling dicintai Allah Subanahu wata'ala saja harus menahan perutnya agar tidak merasa lapar dengan batu yang diikatkan kepada perutnya dan itu terjadi pada peperangan yang dibutuhkan fisik yang kuat, mental yang kuat fikiran yang mengatur jihad. Allah memilih Rasulnya, para Sahabatnya dalam kondisi seperti ini hal ini tidak lain karena apapun yang telah Allah pilih pasti adalah yang terbaik bagi Rasulullah dan para Sahabatnya.

✏Riwayat dari Aisyah telah berkata " tidak pernah keluarga Muhammad kenyang sejak datang ke Madinah dengan roti gandum selama 3 hari berturut2, sampai diambil Ruhnya oleh Allah"

✏Bahkan dalam riwayat lain dikatakan "tidak pernah kenyang keluarga nabi Muhammad sejak ke Madinah dengan roti gandum 2 hari berturut2" (HR. Bukhori dan Imam Muslim)
Artinya kalau mungkin hari ini ada roti, hari esok blm tentu ada roti.

✏Berkata Ibrahim bin Adham "barangsiapa yang mampu menjaga perutnya, maka dia berarti menjaga agama nya, dan barangsiapa yang mampu menguasai rasa laparnya, dia akan mampu memiliki akhlak yang shalihah. Karena sesungguhnya perbuatan maksiat kepada Allah Subhanahu wata'ala itu jauh dari orang yang lapar, dan sangat dekat dari orang yang kekenyangan"

✏Oleh karenanya Nabi dalam mensifati kekayaan dunia, bukan dari banyaknya makanan/banyaknya harta dengan banyaknya pilihan makanan, nabi Shalallahu alaihi wa sallam mensifatinya dengan makanan pokok yang dimiliki seseorang hari itu, maka dia telah memiliki dunia dan seisinya.

✏Nabi Shalallahu alaihi wa sallam bersabda "barangsiapa yang berpagi dalam kondisi sehat bdannya, punya makanan pokok untuk harinya maka seakan2 dunia telah dikumpulkan baginya dari seluruh penjuru" (Hadits ini hasan, Imam Tirmidzi)

✏Sehingga rasa lapar yang dimiliki oleh orang yang beriman justru akan mampu mengendalikan syahwat, menguatkan cara berfikir menajamkan kepekaan hati, karena tatkala hati itu peka maka dia akan peka terhadap orang lain.

✏Disana ada orang2 yang membutuhkan sama darinya, bahkan lebih sedih darinya merasakan kesedihan yang sama, maka dia punya iba rasa ingin menolong kepadanya.

✏Berbeda dgn orang yang terbiasa dengan kekenyangan, terpenuhi kebutuhannya mapan seluruhnya maka mungkin dia akan sulit merasakan itu semua karenanya tidaklah Allah memilih untuk Rasulnya kecuali yang terbaik agar beliau menjadi sangat perhatian kepada ummatnya

✏sehingga sering ditemukan dalam hadits bagaimana nasihat2 Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam, perintah untuk menjaga anak yatim, perintah untuk menjaga janda2 memberi makan pada mereka, hal ini adalah keutamaan dan bahkan dengan kita datang langsung kepada fuqara atau bahkan mengusap kepala anak yatim maka akan mampu melembutkan hati yang keras, membatu. Karena langsung merasakan sebagaimana rasanya.
ِ

Posted by Wanita Langit at 2:07 PM